Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos

休闲 2025-05-29 16:09:22 89459
Jakarta,quickq苹果版加速器 CNN Indonesia--

Media sosial (medsos) menjadi sesuatu yang lekat dengan kehidupan masyarakat di era digital. Konsumsi konten receh secara berlebihan di media sosial ternyata bisa berdampak buruk, salah satunyabrain rot.

Brain rotsendiri merupakan penurunan kondisi mental akibat konsumsi materi secara berlebihan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bahkan disebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kecemasan dan depresi.

Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos

Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos

Di era internet, istilah ini merujuk pada konsumsi konten receh di media sosial secara berlebihan.

Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos

ADVERTISEMENT

Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Afifah, istilah brain rotpertama kali muncul pada sekitar tahun 1800-an. Kini, istilah tersebut dipopulerkan oleh Gen Z dan Gen Alpha.

"Untuk sosial media itu sendiri sangat berdampak [menyebabkan Brain Rot], karena aktivitas pada sosial media seperti TikTok, Instagram, atau YouTube Shorts itu kan aktivitas yang singkat, maksimal 30 detik sampai 60 detik dan itu sifatnya entertaining. Orang itu akan mendapatkan kepuasan secara instan. Dari kepuasan instan itu dan juga kalau kontennya dirasa tidak menyenangkan atau membosankan, bisa scrolllagi," kata Afifah dalam sebuah wawancara dengan CNN Indonesia TV.

"Itu jadinya rentang atensinya berkurang," tambahnya.

Brain rotini berpotensi dialami oleh pengguna di semua rentang usia, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Beberapa tanda terjadinyabrain rotadalah sulitnya berkonsentrasi kala beraktivitas hingga kesulitan untuk melepaskan diri dari gadget.

Selain itu, ada beberapa ciri lain seperti rentang atensi atauattention spanyang berkurang hingga lebih mudah mengalami stress.

"Cirinya yang paling sering terlihat adalah rentang atensinya berkurang. Itu tidak hanya menyerang kognitif, tapi juga kesehatan mental. Jadi lebih sering stress, cemas, jadi FOMO (fear of missing out). Dan juga bisa mengisolasi diri dari lingkungan sosial," tutur Afifah.

Menurut Afifah, masalah isolasi diri dari lingkungan sosial tersebut terjadi karena yang terlihat di sosial media itu hanya yang bagus-bagus saja, dan jarang sesuatu yang sedih.

"Jadi orang enggak relatedengan kesedihan orang lain. Lebih iri melihat dia udah sukses, dia bahagia," jelasnya.

Lebih lanjut, Afifah mengatakan durasi ideal untuk bermain medsos adalah 2 jam sehari, terutama untuk anak-anak dan remaja yang perkembangan otaknya sedang pesat.

(lom/sfr)

本文地址:http://www.china-quickq.com/news/56d599846.html
版权声明

本文仅代表作者观点,不代表本站立场。
本文系作者授权发表,未经许可,不得转载。

全站热门

9 Cara Mengencangkan Kulit Wajah di Usia 50

Jangan Sembarangan, 5 Makanan Ini Tak Boleh Dimakan Bareng Pisang

Prabowo Tegur Keras Gus Miftah Usai Olok

Akibat Hujan dan Luapan Kali Angke, 2 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir Hampir 1 Meter

Berbahaya, Ini 5 Cara Mencegah Heat Stroke di Tengah Cuaca Panas Terik

FOTO: Kuil Nikko Toshogu, Jejak Sejarah dalam Kemegahan Arsitektur

7 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Memori Otak

Meski Jadi Tersangka, Hasto Tetap Fokus Kerja di PDIP, Said Abdullah: Kader Harus Taat Hukum!

友情链接