Suksesnya Andi Wijaya Membangun Prodia, Berawal dari Laboratorium Kecil di Solo
Di tengah tantangan dunia kesehatan yang semakin kompleks, satu nama terus bersinar sebagai pelopor inovasi dan dedikasi. Dia adalah Andi Wijaya, pendiri PT Prodia Widyahusada Tbk. dan inisiator pengembangan terapi regeneratif melalui PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM).
Di usianya yang menginjak 87 tahun, kontribusinya dalam dunia medis tidak hanya membentuk fondasi laboratorium klinik terkemuka di Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan pengobatan berbasis sel punca (stem cell) di Tanah Air.
Lahir di Klaten pada 2 Juli 1936, Andi Wijaya menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1963. Ketertarikannya pada dunia sains membawanya meraih gelar Ph.D. di bidang Biologi Molekuler dari University of Münster, Jerman pada 1978, dan gelar MBA dari University of California pada 1986. Namun, titik balik kariernya dimulai dari hal sederhana, yaitu kesalahan hasil tes golongan darah di sebuah rumah sakit di Solo pada awal 1970-an.
Peristiwa tersebut menggugah hatinya untuk meningkatkan kualitas layanan laboratorium di Indonesia. Bersama tiga rekan sejawatnya, yaitu Gunawan Prawira, Hamdono Widjojo, dan Singgih Hidayat, ia mendirikan laboratorium klinik pertama Prodia di Jalan Pasar Nongko 83, Solo, pada 7 Mei 1973, bermodalkan Rp180.000. Dua tahun kemudian, cabang Prodia hadir di Jakarta, beroperasi dari garasi sebuah apotek di Salemba.
Baca Juga: Cerita Chung Mong Koo Besarkan Hyundai, dari Bisnis Keluarga hingga Sukses Jadi Raksasa Otomotif Dunia
Dari awal yang sangat sederhana, Prodia tumbuh menjadi raksasa layanan kesehatan. Pada 2016, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp1,21 triliun melalui IPO. Kini, Prodia memiliki ratusan cabang di berbagai kota, melayani masyarakat dengan layanan diagnostik berkualitas tinggi.
Tak puas hanya dengan kesuksesan Prodia, Andi melangkah lebih jauh dengan membangun fasilitas penelitian dan terapi stem cell yang kini berada di bawah naungan Prodia, ProSTEM. Inisiatif ini berawal dari pengalamannya pada awal 2000-an, saat sedang menempuh studi doktoral di Texas, Amerika Serikat. Ia diundang dalam forum internasional bertajuk next generation medicine, yang membahas tiga pilar utama: pemeriksaan genomik, pengobatan regeneratif, dan digital medicine.
Rasa ingin tahunya mendorong Andi untuk mempelajari lebih dalam soal pengobatan regeneratif di University of California, San Francisco (UCSF), bahkan sempat berinteraksi dengan Shinya Yamanaka, ilmuwan Jepang peraih Nobel atas penemuan sel punca pluripoten (iPS cell).
Sekembalinya ke Indonesia, Andi menjadi ketua program studi biomedik di Universitas Hasanuddin, Makassar, selama delapan tahun. Di sana, ia aktif meneliti stem cell dengan dukungan kolega dari Singapura. Usahanya mendapat dukungan dari pemerintah melalui pembentukan konsorsium stem cell ABCG (Akademisi, Bisnis, Klinik, dan Pemerintah), dan pada 11 Desember 2013, ProSTEM resmi didirikan.
Baca Juga: Cerita Erlyanie Mendirikan Berl Cosmetic, Mantan ART yang Sukses Jadi Miliarder Lewat Bisnis Skincare
Gedung fasilitas terbaru ProSTEM, yaitu ACT-PLab di Jakarta, kini diresmikan sebagai pusat penelitian dan pengembangan terapi regeneratif untuk penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan secara konvensional, seperti jantung, stroke, diabetes, osteoartritis, hingga gangguan degeneratif lainnya. Terapi ini melibatkan penggunaan sel hidup untuk menggantikan atau memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Hal ini jadi lompatan besar dalam dunia kedokteran.
Dedikasi Andi Wijaya dalam ilmu pengetahuan tak hanya terlihat dari institusi yang ia dirikan, tapi juga dari kiprahnya sebagai pendidik di Universitas Atma Jaya dan ITB. Ia juga dikenal sebagai pelopor hipotesis "Common Soil", yang menjelaskan akar penyebab bersama antara diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
Menariknya, Andi tidak hanya menjadi pelopor terapi regeneratif, tapi juga menjadi salah satu pasien yang merasakan manfaatnya. Menderita Diabetes Neuropati yang menyebabkan luka serius di kakinya, ia nyaris harus diamputasi. Namun berkat terapi stem cell yang ia kembangkan sendiri, lukanya sembuh total tanpa tindakan amputasi.
-
Serbu! Tiket Kereta Lebaran Masih Tersisa 2,1 Juta Kursi LagiSulitnya Akses Sekolah di Nias, Kemendikdasmen Siapkan Rumah Dinas untuk Guru di 3TGoogle Cloud Targetkan Kontribusi Rp1.400 Triliun untuk Ekonomi Indonesia hingga 2030Ikon Fesyen Dunia Iris Apfel Meninggal di Usia 102 TahunAwas, Ada 5 Kebiasaan SehariGoogle Cloud Targetkan Kontribusi Rp1.400 Triliun untuk Ekonomi Indonesia hingga 2030Hentaskan Kemiskinan, Wamensos: Program MBG Adalah Harapan肯特州立大学世界排名详解Studi: Nol Kasus Kanker Serviks pada Perempuan yang Divaksin HPVGoogle Cloud Targetkan Kontribusi Rp1.400 Triliun untuk Ekonomi Indonesia hingga 2030
下一篇:AI Jangan Dibiarkan Liar! Indonesia Dorong Kerja Sama Global Keamanan AI
- ·FOTO: Valentino Bawa Kemewahan Pria di Paris Fashion Week
- ·Predator Seksual Reynhard Sinaga akan Dipulangkan dari Inggris, Ungkit Rekam Jejak Perkaranya
- ·Jelang Harlah ke
- ·Libatkan Dua Bank Daerah, Pengamat: Kasus Korupsi Sritex Harus Diusut Tuntas
- ·7 Cara Meredakan Sakit Kepala, Ampuh Meski Tanpa Obat
- ·Pemprov DKI Dikritik Pilih Kasih Tak Tegakkan Aturan bagi THM, Takut Sama Bekingnya?
- ·7 Rekomendasi Sayur yang Bagus untuk Kesehatan Ginjal
- ·Ketentuan Skor TOEFL Daftar Beasiswa LPDP 2025 untuk Program Magister dan Doktor
- ·Potensi Kerja sama Indonesia
- ·韩国艺术类大学哪些院校最受欢迎?
- ·Slogan Horor dari John Kei: Apa Hukuman bagi Pengkhianat? Anak Buah Jawab: Mati!
- ·爱丁堡大学入学条件有哪些?
- ·KPK Panggil Andi Narogong di Kasus E
- ·KPK Kembali Tangkap Rachmat Yasin
- ·Ikon Fesyen Dunia Iris Apfel Meninggal di Usia 102 Tahun
- ·澳大利亚建筑学排名TOP5院校
- ·7 Jenis Ikan yang Membawa Keberuntungan di 2024
- ·6 Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini
- ·7 Rekomendasi Sayur yang Bagus untuk Kesehatan Ginjal
- ·Kivlan Zen Heran Dibilang Tidak Kooperatif
- ·8 Ayat Suci Al
- ·Apurva Kempinski Bali Dipesan Eksklusif 3 Hari, Ada Taylor Swift?
- ·韩国艺术类大学哪些院校最受欢迎?
- ·Sulitnya Akses Sekolah di Nias, Kemendikdasmen Siapkan Rumah Dinas untuk Guru di 3T
- ·GAMAMILK: Solusi Nyeri Sendi Alami, Aman untuk Lansia
- ·Syarat dan Cara Bikin Visa Umrah Mandiri, Segini Biayanya
- ·Komdigi Peringati 36 Perusahaan yang Belum Daftarkan PSE Privat, Termasuk Google dan Apple
- ·BCA Gabung Salurkan KPR FLPP, Maruarar: Ibarat Tambah Mesin Harley!
- ·BCA Gabung Salurkan KPR FLPP, Maruarar: Ibarat Tambah Mesin Harley!
- ·Pemprov DKI Dikritik Pilih Kasih Tak Tegakkan Aturan bagi THM, Takut Sama Bekingnya?
- ·Ada 350 Juta Nomor SIM Card di Indonesia, Pemerintah Lakukan Pendataan Ulang Lewat eSIM
- ·7 Rekomendasi Sayur yang Bagus untuk Kesehatan Ginjal
- ·ScaleOcean Dorong Sistem Terintegrasi dan Otomatis untuk Industri 4.0
- ·Lokasi, Fasilitas, dan Tiket Masuk Taman Safari Bogor 2024
- ·Potensi Kerja sama Indonesia
- ·Slogan Horor dari John Kei: Apa Hukuman bagi Pengkhianat? Anak Buah Jawab: Mati!