Presiden Jokowi Wanti
JAKARTA,quickqapp官方版 DISWAY.ID --Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti harga minyak dunia naik, pasca kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Muncul kekhawatiran bahwa kematian Presiden Ebrahim akan berdampak pada perekonomian global, khusunya harga minyak dunia.
Menurut Jokowi dalam keterangannya, hal ini disebabkan jika harga minyak ikut terdampak, maka hal itu juga akan memberikan pengaruh yang lebih luas kepada dunia perekonomian.
BACA JUGA: Angka Pengangguran Gen-Z Tinggi, Pemerintah Siapkan Program Magang
BACA JUGA: Begini Kondisi Pegi Setiawan Usai Ditangkap, Diduga Bunuh Vina Cirebon
Hal ini juga didukung oleh harga minyak brent yang naik 0,05 persen ke posisi USD 81,4 per barel pada Jumat (24/05).
Selain itu, harga minyak WTI juga menguat 0,03 persen ke posisi USD 76,89 per barel.
"Kita diperkirakan tidak berdampak pada perekonomian global, utamanya yang berkaitan dengan harga minyak. Karena kalau sudah harga minyak naik terdampak dari peristiwa itu akan berdampak ke mana-mana," kata Jokowi dalam keterangannya pada Selasa (21/05) lalu.
Sementara itu menurut Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Tauhid Ahmad, kekhawatiran akan kenaikan harga minyak dunia ini dinilai rasional dan perlu.
BACA JUGA: Ketum Projo Enggan Tanggapi Sikap Politik PDIP: Terserah Saja
BACA JUGA: Detik-detik Penangkapan Pegi Setiawan Diungkap Pengacara, Sedang Ternyata Lakukan Ini Saat Ditangkap
“Kekhawatiran itu rasional, juga harus diantisipasi dan perlu. Karena kalau ada reaksi dari Iran terhadap negara-negara lain, maka harga minyak akan naik,” kata Tauhid dalam wawancara yang dilakukan pada Jumat (24/05).
Pernyataan tersebut perlu mempertimbangkan mengingat kawasan timur tengah sangat sensitif.
Pada saat yang sama, tanda-tanda peningkatan permintaan bahan bakar musiman di Amerika Serikat juga memberikan dorongan terhadap harga minyak.
- 1
- 2
- »
(责任编辑:知识)
- Trump Kembali Picu Ketidakjelasan, Bursa Eropa Jatuh Empat Hari Beruntun
- Kemendag Dorong Industri Plastik, Karet, dan Material Komposit Berani Tembus Global
- Dugaan Konflik Kepentingan, Retreat Kepala Daerah di Magelang Dilaporkan ke KPK
- Tak Terima Lahan Dibabat Perusahaan HTI, Warga Bakar Rumah hingga Mobil PT SSL di Siak Riau
- Cek Keamanan Pangan di 12 Pasar Tradisional, Pastikan Bebas Boraks dan Formalin
- Perspektif Kritis Pertamax Oplosan, Ekonom: Kerugian Ekonomi Hingga Kepercayaan Hilang
- Mendag Ungkap Kenapa Ekspor RI April 2025 Turun Hampir 11 Persen
- Perspektif Kritis Pertamax Oplosan, Ekonom: Kerugian Ekonomi Hingga Kepercayaan Hilang
- 2 DPO di Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Dihapus, Polri: Bukti Belum Mencukupi
- Kemendag Dorong Industri Plastik, Karet, dan Material Komposit Berani Tembus Global
- Rupiah Menguat Tipis di Tengah Tekanan Eksternal dan Polemik Data Kemiskinan
- Fenomena #KaburAjaDulu, Mendiktisaintek Brian Kaitkan dengan Danantara, Begini Korelasinya
- Polisi Belum Akan Periksa UAS Soal Viral Video Salib
- Kata Menkop Budi Arie Soal Pengesahan RUU Minerba: Peluang untuk Koperasi
- PGN Dorong Lonjakan Pendaftaran Pelanggan Gas Bumi
- SELAMAT GUYS! 173.028 Peserta SNBP 2025 Rebut Tiket Masuk PTN, Ribuan Penerima KIP Kuliah Lolos
- Mendag Ungkap Kenapa Ekspor RI April 2025 Turun Hampir 11 Persen
- Tak Terima Lahan Dibabat Perusahaan HTI, Warga Bakar Rumah hingga Mobil PT SSL di Siak Riau
- Kesiapan Paskibraka untuk Upacara 17 Agustus di IKN Diungkap Kepala BPIP
- Besok Gelar RUPS, Armada Berjaya (JAYA) Mau Minta Izin Tambah Kegiatan Usaha