Luhut Pegang Peran Penting di Kabinet Prabowo
JAKARTA,quickq如何下载安装 DISWAY.ID- Sebagai figur sentral dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan tidak ayal memiliki pengaruh yang besar terhadap berbagai kebijakan di Indonesia.
Bahkan baru-baru ini, Luhut Binsar Pandjaitan juga diberikan kepercayaan oleh Presiden RI periode 2024-2029 Prabowo Subianto untuk memimpin lembaga Dewan Ekonomi Nasional di era pemerintahannya.
BACA JUGA:AHY Bakal Kerja di Kantor Lama Luhut: Sudah Dapat Penjelasan
BACA JUGA:Prabowo Lantik Penasihat Khusus Presiden, Luhut Hingga Dudung Abdurachman
Kendati begitu, munculnya Luhut dalam pemerintahan era Prabowo juga mengundang tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Pasalnya, posisi rangkap ini juga memunculkan beberapa kekhawatiran terkait transparansi, akuntabilitas, dan potensi konflik kepentingan.
"Konsentrasi kekuasaan pada satu individu, dalam hal ini Luhut Binsar Pandjaitan, yang masih memegang peran-peran strategis di era pemerintahan Prabowo, bahkan setelah Presiden Jokowi selesai menjabat," ujar Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan 'Veteran' Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Selasa 22 Oktober 2024.
Menurut Achmad, memang ada beberapa faktor yang menjadikan Luhut sebagai kanidat yang kredibel untuk menduduki kursi penting pemerintahan.
Namun, ia juga menambahkan bahwa penunjukan kembali Luhut, yang dikenal memiliki jaringan bisnis keluarga yang luas dan terhubung dengan berbagai proyek besar, memperbesar risiko konflik kepentingan.
BACA JUGA:Lord Luhut is Back! Dilantik Prabowo Jadi Kepala Dewan Ekonomi Nasional
"Beberapa proyek besar seperti hilirisasi nikel dan infrastruktur sering dikritik karena kurangnya transparansi dalam pengelolaannya, serta dugaan keterlibatan perusahaan yang terafiliasi dengan Luhut dan keluarganya," jelas Achmad.
Selain itu dalam posisi sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan, potensi konflik kepentingan ini bisa semakin parah, mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan keterlibatan sektor swasta.
Kurangnya transparansi dalam proyek-proyek ini dapat berpotensi untuk semakin mengikis kepercayaan publik terhadap Pemerintah.
BACA JUGA:Luhut Ungkap Harga Avtur di Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain, Ini Kata Pengamat Penerbangan
Achmad juga menambahkan, bahwa dengan menugaskan Luhut pada dua posisi strategis, pemerintahan Prabowo berisiko mengulangi pola sentralisasi kekuasaan yang berlebihan, seperti yang terjadi di era Jokowi.
- 1
- 2
- »
(责任编辑:焦点)
- Kenapa Imlek Selalu Identik dengan Hujan?
- Ganjil Genap Jakarta Diperluas Jadi 25 Ruas Jalan, Berlaku 6 Juni 2022
- NYALANG: Bayang Semu di Tepi Rindu
- Dear Warga! Ancol Ditutup untuk Umum pada 4 Juni, Cuma Pemilik Tiket Formula E yang Bisa Masuk
- Herwyn Tekankan Pentingnya Penulisan Berita Pengawasan untuk Tangkal Hoaks di Pemilihan 2024
- DKPKP DKI Jakarta ke Warga: Jangan Panik soal PMK karena Tak Menular ke Manusia
- Pengamat: Tarif Integrasi Transportasi Jakarta Dibutuhkan Untuk Transisi Pandemi ke Endemi
- Kasus TPPO di Indonesia Capai 699 Laporan
- 巴黎美术学院有多难考?
- 42.605 Jemaah Haji Sudah Pulang ke Indonesia
- NYALANG: Bayang Semu di Tepi Rindu
- 2 Hari Jelang Balap Formula E Jakarta, Para Pembalap Lakukan Sesi Foto di Monas
- 7 Cara Menurunkan Berat Badan di Rumah, Cepat Tanpa Olahraga
- Kafe Ini Jadi Kontroversi, Bolehkan Pria Pilih Teman Ngobrol Wanita
- BEI Buka Suara Soal Nasib Pemegang Saham Publik Rp1,19 Triliun, Tanpa Harapan!
- Hari Pertama Operasi Patuh Jaya, 15.588 Pengendara Kena Tilang
- 2 Hari Jelang Balap Formula E Jakarta, Para Pembalap Lakukan Sesi Foto di Monas
- Hari Pertama Operasi Patuh Jaya, 15.588 Pengendara Kena Tilang
- 工业设计研究生留学哪家学院比较好?
- 世界建筑学大学排名TOP10榜单谁进了?